Sosialisasi Pemilahan Sampah dan Pembuatan Ecobric

Sosialisasi Pemilahan Sampah dan Pembuatan Ecobric

Sosialisasi Pemilahan Sampah dan Pembuatan Ecobric

praktek pembuatan ecobrick di SMP N 3 Mrebet

Persoalan sampah di Indonesia tak kunjung selesai. Tingginya kepadatan penduduk membuat konsumsi masyarakat pun tinggi. Di sisi lain, lahan untuk menampung sisa konsumsi terbatas. Persoalan sampah juga ditemukan di Kabupaten Purbalingga, salah satunya yaitu volume sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) kompleks Stadion Goentoer Darjono tampak berserakan. Selain itu, sampah yang berserak ini memicu aroma tak sedap di sekeliling TPS. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari ditutup. Penutupan TPA tersebut atas desakan warga setempat yang mersa terganggu karena tingkat pencemaran tinggi. Atas keluhan warga, Pemerintah Desa Banjaran sudah dua kali melayangkan surat ke Bupati.

Permasalahan sampah juga ikut dirasakan di Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga, khususnya Desa Mangunegara karena di Desa Mangunegara terdapat kurang lebih 7 pengusaha barang rongsok. Di lapak barang rongsok tampak kumuh, berkarung-karung botol plastik bekas tertumpuk dan tidak terlindung dari atap sehingga dapat terisi air hujan dan berisiko berkembangnya jentik nyamuk Aedes Aegepty. Dari hal tersebut, masyarakat Desa Mangunegara sering terkena penyakit demam berdarah.

Persoalan semakin bertambah, sampah konsumsi masyarakat itu ternyata banyak yang tidak mudah terurai, terutama plastik. Semakin menumpuknya sampah plastik menimbulkan pencemaran serius. Kantong plastik baru dapat terurai paling tidak selama lebih dari 20 tahun di dalam tanah. Jika kantong plastik itu berada di air, akan lebih sulit lagi terurai. Dari hal tersebut UPTD Puskesmas Mrebet mempunyai inovasi Mrebet Olah Sampah (MOS) yang sudah satu tahun berjalan. MOS ini adalah pemilahan sampah antara organik dan anorganik, pengolahan sampah organik menjadi kompos dan menggunakan botol-botol bekas untuk membuat taman di pekarangan puskesmas.

Salah satu kegiatan MOS yaitu sosialisasi pemilahan sampah ke masyarakat dan pengunjung atau pasien rawat jalan UPTD Puskesmas Mrebet. Sampah yang sudah dipilah akan mempermudah pengolahannya, salah satunya adalah sampah plastik menjadi ecobrick. ecobrick adalah bata yang ramah lingkungan. Ecobrick dibuat dengan cara memasukkan plastik-plastik bekas kedalam botol bekas hingga padat dan botol menjadi keras. Botol yang sudah menjadi keras dapat dimanfaatkan sebagai meja, kursi dll.

UPTD Puskesmas Mrebet melakukan sosialisasi ecobrick ke remaja masjid, ibu-ibu ketua TP PKK Desa Mangunegara, Karang Taruna Desa Kradenan dan siswa siswi SMP N 3 Mrebet. Proses membuat ecobrick agar dapat dimanfaatkan memang tidak sebentar. Dibutuhkan waktu dan materi plastik yang tidak sedikit. Namun perlu proses untuk membuat itulah yang menjadi tantangan. Karya seni yang berkelas tidak dapat dibuat dalam waktu yang sebentar. Oleh karena itu ecobrick adalah seni pengolahan plastik yang berkelas.

Leave a Reply